RAIH SIMPATI BUKTIKAN PRESTASI !!!!
Siapa yang tak kenal dengan pria dewasa satu ini . Bila disebutkan namanya Drs . Enda Tarigan, orang-orang pasti sudah membayangkan perawakan fisik yang dan kekar serta memiliki wajah yang bersahaja. Beliau cukup dikenal berbagai kalangan baik dunia pendidikan maupun masyarakat awam khususnya di Kab. Deli Serdang, sebab beliau memiliki hobbi berorganisasi juga, Lho ... ! . Bagi dunia pendidikan Bapak Drs.Enda Tarigan cukup dikenal denga profesinya sebagai dosen pada Fakultas Sastra UISU Medan, sebagai salah satu pendiri Yayasan Perguruan Istiqlal Delitua Medan hingga kini berperan dalam manajemen sebagai Kepala Sekolah SMA . Bapak beranggotakan seorang istri dan empat orang anak ini pun menjabat sekretaris umum pada Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) dan wakil Ketua Dewan Pendidikan di Kabupaten Deli Serdang hinga saat ini. Pak Enda, begitu panggilan akrabnya, sudah 14 tahun mengabdi bekerja di Yayasan Perguruan Istiqlal Delitua Medan, tercatat sejak berdirinya " YAPIS " pada tahun 1992, namun sebelummya Pak Enda juga sudah banyak melalangbuana mengajar dibeberapa sekolah Penglaman membuatnya cukup mengerti tentang dunia pendidikan. Sebagai contoh ia membandingkan pendidikan masa dan pasca kolonialisme( dulu-red) dengan sekarang . " Masa dulu, sekolah diberikan kebebasan penuh memikirkan produk terbaik untuk sekolah, sehingga kepala sekolah bersama guru cukup kreatip melaksanakan proses belajar mengajar. Berbeda dengan masa sekarang, dunia pendidikan diberikan hak otonomi. namun hak tersebut masih belum sepenuhnya dilepas. Peran Birokrasi yang terlalu menuntun dan menggiring sehingga terkesan kaku ......, Ungkapnya ...! . Beliau juga menambahkan " Pendidikan masa sekarang terlalu memanjakan anak (siswa) dengan adanya UU Perlindungan anak, namun kurang memperhatikan aspek penghargaan terhadap guru, sebagai tokoh sentral pembentukan pribadi anak di sekolah .....!!! . Sarjana lulusan Fakultas Tarbiyah IAIN Tahun1988 ini, sangat berharap agar pendidikan kedepan memilili kesumbangan antara hak dan kewajiban khususnya pada posisi guru sebagai tenaga pendidik, kesejahteraan guru harus terus diangkat sebagai tugasgururu dimasa yang akan datang . Akhirnya menutup perjumpaan roperter dengan pria berkumis kelahiran Tanjung Balai 8 Agustus 1958 ini, beliau menitipkan pesan pada rekan guru-guru dan siswa-siswi YAPIS sesuai dengan moto YAPIS. " Mari raih simpati raih prestasi " Dirgahayu Guru Republik Indonesia
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home