PERGERAKAN ZAMAN BEGITU CEPAT, ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang secara nyata berimplikasi terhadap hubungan antar manusia. Bahkan boleh dikata abad ini penuh dengan kepraktisan. Manusia tidak perlu lagi mengrim kurir untuk menyampaikan pesan, cukup dengan mengklik tuts keyborard computer seketika itu pesan akan sampai lewat email. Dalam pola hubungan guru – murid misalnya, jangan lagi berharap ada murid yang mau membawa tas pak guru seperti zaman dahulu ketika guru begitu dihormati dan merupakan sosok “Keramat” bagi murid. Oleh karena itu, perlu adanya penigkatan peran guru dalam interaksi nya dengan murid, karena mau tidak mau, guru harus berhadapan dengan konsisi sosial yang terus berubah. Tetapi tentu saja peran yang dijalankan tetap dalam koridor pendidikan. Cara yang praktis untuk menghadapi kondisi ini adalah guru berusaha menjadi seorang sahabat sekaligus menjadi orang tua bagi siawa. Dengan menjadi seorang sahabat, guru bisa tahu siapakah yang sedang dididiknya. Pendek kata guru bisa menemukan permasalahan yang dihadapi anak didiknya secara cepat dan menyelesaikan masalah tersebut dengan baik . Untuk menjadi seoarng sahabat guru harus menjadi bagian integral dari kehidupan siswa. Misalnya menjadi peserta dari kegiatan yang diadakan siswa, datang pada acara ulang tahun mereka atau sekedar makan malam bersama. Langkah–langkah kecil seperti itu memang tidak akan berakibat langsung terhadap kepandaian siswa, tetapi justru menjadi sentuhan pribadi (personal touch) yang efeknya menjadi luar biasa. Siswa akan terus mengingat, merasakan bahkan menjadikan hal-hal tersebut menjadi referensi dalam menerima pelajaran di kelas formal. Guru pada skala yang lebih luas bisa menjadi jawaban terpuruknya pendidikan. Karena dengan peran guru sebagai orang tua yang dimulai dari sahabat indicator keberhasilan bukan lagi terpaku pada nilai yang tertera di rapor tetapi bagaimana siswa mampu menemukan siapa dirinya, apa yang sedang dicari dan untuk apa ilmu yang sudah didapat bagi masyarakat.
Pendidikan tidak hanya mendengar , membaca dan mengingat maka perlu kiranya guru menjadi sosok panutan dalam perubahan social yang begitu cepat tergantung pada pengembangan professionalisme guru sebagai insan pendidik.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home